WelCOME To My Blog

Dear,
Ini Catatan remeh temeh yang tidak penting, buat anda yang punya waktu untuk membacanya, silahkan. Semoga ini menjadi awal dari perjalanan panjang yang tidak pernah berujung.

Tuesday, June 18, 2013

Tuhan Maha Baik

Tahun ini genap dua setengah tahun aku berkarya di bumi kartini,  dan sudah berharap dari setahun lalu aku bisa berkarya dekat rumahku.
semua di picu karena rasa rindu yang teramat sangat dan jarak yang memisahkan kami, perjalanan darat yang cukup jauh yang harus aku tempuh, dan itu sudah cukup menyita watu dan tenaga, bertemu dengan keluargapun menjadi hal yang langka dan istimewa.

Kenapa Keluarga tidak diajak serta? tentu banyak pertimbangan, dahulu sempat bersama selama hampir satu tahun, tetapi karena sesuatu hal akhirnya dengan berat hati kami harus di pisahkan untuk sementara.

Tapi sepertinya saat berkumpul kembali akan segera terealisasi, dengan ijin tuhan tentunya, dan semoga di lancarkan untuk proses dan di mudahkan untuk stay di tempat baru dan kantor baru.

Tentu ada hal yang membuat kenangan di tempat ini tidak bisa aku lupakan begitu saja, apalagi justru akhir akhir ini aku menjalani hari hari lebih berwarna. Ada orang yang punya nasib sama, merantau, jadi kami seperti di tautkan pada hal yang sama, jauh dari keluarga, sehingga kita bisa saling support satu sama lain.

Hampir di pastikan setiap hari bersama, tentu saja kalo aku tidak luar kota, sarapan, makan malam dan aktivitas terbaru olah raga pagi di alun alun rembang.

Sedih iya, senang apalagi, sedih karena harus meninggalkan orang orang yang sudah seperti keluarga di sini, tetapi senang karena kami akan berkumpul dengan keluarga besarku.

Aku hanya mensyukuri sebagai bentuk terimakasih dari tuhan, walau jalanku berliku tapi akhirnya tuhan mencarikan jalan untukku...
dan ini sangat sangat aku syukuri.

Aku hanya berharap di tempat baru tuhan selalu membantuku untuk memudahkan jalanku dan menjadikan karyaku di sana sama di hargainya seperti di tempat lama.

Tuhan maha baik. Amin.

Tuesday, November 15, 2011

Ingin Lari Sejauhnya.

Dia kemarin telepon untuk menanyakan perihal urusak kantor, padahal aku dalam kondisi menerima pelanggan. Karena informasi di tunggu, padahal sudah aku sampaikan silahkan menunggu 1 menit. Tapi katanya di tunggu.
Saat itu dia menanyakan perihal  SMS international, aku sampaikan perihal standar  layanan international. 
Tapi justru di akhir pembicaraan dia mengungkapkan, mengapa bahasaku begitu formal? sungguh sebenarnya aku tidak sadar menggunakan bahasa formal. Mungkin bawah sadarku sudah tersetting secara otomatis, saat aku merasa tidak punya hubungan sebagai sahabat, maka aku akan memposisikan dia sebagai orang luar atau pelangga lain. 
Aku sampai kaget, tidak ku buat-buat atau sengaja ingin begitu. Ternyata dia merasa kalau aku menjaga jarak. Mungkin itu lebih baik. Agar aku bisa memikirkan yang lain, memikirkan hal yang memang harus ku pikirkan. Agar pikiranku tidak tambah semrawut.  Agar aku bisa tenang. Agar aku bisa berfikir lebih jernih, tidak rupek dan tidak mudah suntuk.
Terus terang akhir akhir ini aku mudah tersulut, gampang emosi dan tidak banyak bicara. Seperti Puasa bicara. Sampai pada satu titik aku sudah lelah dengan semua ini. Jiwa ragaku sangat merasa kelelahan. Aku seperti ingin berlari sejauh jauhnya. Benar benar ingin rehat dan tidak di kacaukan dengan pekerjaan.
When ? and What can I do.

Friday, November 11, 2011

Demo Untuk Siapa ????!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!1

Dear My Sons, My Soulmate
Memikirkan kalian setiap hari, rasanya bisa membuatku terkapar. Ibaratnya hati yang terus selalu di beri beban yang cukup berat. 
Andai bisa sayap ingin kuterbang pulang. Atau bisa menembus waktu ingin rasanya aku meloncat pulang. 
Rasanya apa yang aku lakukan disini sia - sia, kadang aku mengeluh kepada tuhan, kenapa garis hidupku selalu begini dari dulu (bukan berarti aku tidak bersyukur). Sungguh kadang terasa sakit melihat mereka, mereka sudah mendapatkan lebih, tetapi masih menuntut yang menurutku sangat tidak sesuai.
Harusnya mereka melihat kami, harusnya mereka mendengar kami. Kami sama pantasnya untuk mendapatkan seperti mereka. Tapi bukan penghargaan yang di dapat, tapi sebuah kata-kata : " Pelayanan tidak terganggu, karena semua sudah di kerjakan oleh outsourching"
Kalau sdh dikerjakan oleh outsourching kenapa mereka masih menuntut yang tidak tidak. Harusnya mereka berpikir, ini sudah di kerjakan oleh karyawan paruh waktu. Pernah bertanya tidak berapa yang karyawan OutS dapatkan. Tidak ada 1 % persen dari yang mereka dapat. Ibaratnya  mereka mendapatkan cukup banyak dan tidak melakukan pekerjaan cukup signifikan. Datang seenaknya, kerja sekenanya, pulang secepatnya. Ini mental yang tidak pantas untuk di hargai lebih, yang seharusnya mendapatkan apa adanya.
Bagiamana perasaan kami yang ada di ujung tombak, yang pertama kali di semprot orang lain apabila ada hal yang tidak sesuai, atau menurut mereka korporasi bermain curang. Mencuri semaunya. Menuduh perusahaan rampok. 
Bukan dari sisi sudah beruntung kami dipekerjakan, tapi lihatlah saat kondisi seperti ini, seharusnya mereka lebih peka. Perusahaan baru saja terpukul karena ada kejadian yang luar biasa, yang membuat kita setiap hari olahraga jantung, setiap pelanggan yang datang dianggap akan marah marah karena pulsanya di curi. 
Apa yang kitaa dapat, hanya cukup untuk sebulan, bahkan untuk menabungpun belum tentu bisa, kita masih memikirkan hari tua kelak. Juga masih memikirkan pula untuk sekedar hidup layak. 
Kami tidak menuntut untuk menjadi karyawan tetap, kami hanya menuntut kesejahteraan kami di jamin dan di perhatikan. Kenapa mereka tidak membentuk sebuah corporasi sendiri yang menjadi anak perusahaan yang mengelola aset SDM di luar karyawan inti. Walaupun memang betul OutS dan terikat kontrak, minimal saat terikat kontrak mereka mendapatkan lebih. Dan saat sudah selese masanya, mereka sudah bisa memiliki tabungan cukup untuk memulai hidup baru.
Lelah rasanya mengurai benang kusut ini. Tidak akan selesai - selesai. Hanya dan bila hanya.

Thursday, November 10, 2011

Sepanjang Jalan

Bulan ini sudah memasuki musim hujan, hampir setiap hari mengguyur daerah pesisir.  Walau raga ini ada di bumi kartini, tapi hati ini tiada berpijak. Hati yang selalu di gelayuti perasaan tak menentu, setiap jengkal jalan yang kulewati, tergambar jelas wajah anak anakku dan pendamping setiaku. 
Terkadang sampai pada suatu titik, dimana aku tidak tahu lagi apa yang harus aku lakukan. Saat perasaan rindu keluarga menyerang begitu dasyat. Aku hanya bisa mengerang kesakitan dan menangis setiap hari.
Kurasa setiap hari kulalui semakin berat. Aku merasa diriku kosong, hidup dalam kehampaan. Aku membutuhkan mereka di sisiku. Bisa melihatnya setiap hari, sungguh membuat rasa sakit ini bisa berkurang. Bahkan saat aku benar benar merasa terpuruk, ada tempat untuk bersandar kapanpun aku membutuhkan.
Ingin rasanya lari saja, meninggalkan semua yang pernah aku mulai dari tahun 2005. Tapi aku dibayangi rasa ketakutan yang luar biasa saat melihat anak anak dan istriku. Apa aku sanggup kembali ke mereka tanpa membawa apa-apa. Dengan apa mereka harus aku cukutpi.Pikiran pikiran itu membuat diriku bertambah carut marut. Membuat dadaku semakin sesak, menambah bebanku bertambah berat. 
Sungguh semakin hari aku semakin bertambah berat menjalaninya. 

Thursday, November 3, 2011

Saya Kecewa!!!!!!!!!!!

This Day,
Diawali dengan sesuatu yang bikin bad mood. Sebenarnya aku ngga tau, mereka sebenarnya berfikir pakai otak atau pake dengkul. Sama sekali tidak berfikir lebih jauh. Mekanisme dan prosedur. Hanya berfikir semaunya dan sesukanya.
Kecewa pasti, aku salah menilai karena aku menganggap kompeten dalam pekerjaan dan attitude. Profesional dan bisa melihat segala sesuatunya secara proporsional.
Plan 1. Gagal. Walau pada awalnya hampir gagal, karena ada yang mengajukan rencana lain dan tidak bisa di tunda. Walaupun aku harus kecewa karena harus merusak acara ku sendiri. Disusul dengan email mendadak karena ternyata tanggal 7 ada meeting. Ya sudah ngalah. Belum selesai rasa jengkel sisa kemarin, di timpali dengan sesuatu yang bodoh menurutku. Seperti kataku tidak profesional sama sekali. Dengan dalih aku tidak jadi cuti maka dia akan ambil karena ada acara di "orang lain".
Hello !!!!!!!
Siapa Elo?!!!! seenaknya sendiri. Istri bukan, Pacar bukan (karena sudah putus) ngga enak kalau tidak datang. 
Terus terang malas berdebat dengan orang yang mikir pake udel. 
Sebenarnya ini bukan kali pertama atas ketidak profesionalan, pada saat diajukan untuk training dengan santainya menolak karena harus menginap???? (Hello?!!!!!!!) bahkan pacarnya (sekarang mantannya) ikut campur. Training kedua lagi dengan gaya yang tidak profesional tidak bisa datang karena saudaranya ada yg meninggal, sudah di kasih alternatif solusi: boleh tidak masuk kantor tapi takziahnya setengah hari saja, selepas itu berangkat training, tetap saja tidak mau. Ketiga katane saudaranya ada yang meninggal lagi.
Capek kalo berfikir begitu terus. Lama-lama iso kenthir dewe.
Tidak berfikir bahwa tanggung jawabnya bukan hanya ngurusi mereka. SEMUA!!!!. La kalo di atur aja ngga bisa, la memangnya mereka itu kerja di perusahaannya mbahe? sak enak udele dewe. Aku aja kalo ada kepentingan keluarga masih mikir, keluarga inti atau bukan, kalau bukan ya bisa di pending saja untuk acara itu, karena harus melihat situasi dan kondisi kantor.
Ngga Ada habisnya hanya memikirkan itu. Isinya CAPEK. 
Secepatnya justru aku yang ingin PERGI!!!! untuk cari pengganti yang lain.

Monday, October 31, 2011

Dahi Berkerut dan Pegang Kepala tiada henti

Mataku rasanya ingin terpejam,sejenak melepaskan kening yang berkerut dari tadi pagi. Ingin agar bisa pikiran kosong, tidak memikirkan yang lain-lain, selain mimpi indah yang mungkin bisa ku rengkuh.
Tadi sempat bikin status di BBM : Ngelu.com (sambil geleng-geleng kepala) Give Up. Ternyata ada yang menanggapi dan mengutarakan hal sama, tentu aku tak bisa mengutarakan apa yang membuat diriku GiveUp dan geleng-geleng kepala. Kalau aku cerita kepadanya tentu akan kemana mana critanya dan menambah pening kepala. 
Aku hanya bisa menyampaikan titik dan tanda tanya.
Kalau boleh berteriak rasanya ingin teriak sekencang-kencangnya. Hati dan jiwaku ingin lari, sejauh jauhnya. Sampai untuk menoleh ke belakang tak akan nampak lagi. Melupakan semua. Membuka lembaran baru. 
Serasa perjalanan ini semakin berat. Bagai menanggung beban berton-ton. Dan ini terjadi hampir setiap hari. Saat mataku hanya bisa memancarkan kegundahan. Tentu saja akan dengan mudah itu terlukis dalam wajahku. Berkerut hampir selama delapan jam.
Apakah aku ingin di mengerti? kadang iya, kadang tidak. Aku hanya ingin mereka tahu. Atau aku justru yang terlalu mengerti, akhirnya aku seperti Letoy. 
Sampai Kapan?

Sunday, October 30, 2011

Tujuh Tahun Lalu di CarreFour

Tujuh tahun lalu, masih ingat hari jumat, aku menjalani test di PT CarreFour, untuk mengisi posisi Sales Manager. Posisi yang aku sendiri tidak tahu di suruh ngapain. Tapi aku jalani saja, karena mengingat aku belum kerja selayaknya kerja. 
Serangkaian test aku jalani, ada empat tahap yang aku lewati kalau tidak salah. Ya aku sedikit optimis bisa ketrima. Tetapi sampe lebih dari seminggu kabar tidak datang padaku, yah berarti belum beruntung dengan Carrefour.
Dan tanggal 18 Oktober 2011 aku melihat lowongan sama seperti tujuh tahun lalu. Tidak tahu mengapa aku tergerak untuk memasukkan lamaran ke PT. CarreFour. Ya hanya berharap saja semoga kali ini aku diberi kesempatan untuk bergabung dengan perusahaan itu. Mengingat usiaku tidak semud dulu. Dengan kondisi yang sudah berumur. Tentu saja sekarang kondisi pasti beda dengan tujuh tahun lalu. Aku sudah lebih bisa bicara di depan umum ataupun orang lain di banding tujuh tahun lalu.
Sudah banyak bertemu dengan orang yang mempunyai karakter macam macam. Dari yang mulai di beri senyum sampai di semprot habis habisan. Tentu itu memberi warna sendiri dalam perjalananku.
Aku berharap bahwa perjalananku akan semakin berwarna, aku bisa berkarir di tempat lain.
Sebenarnya bukan karena aku sudah tidak cinta dengan pekerjaanku yang sekarang. Sebenarnya betapa aku cinta mati dengan pekerjaan ku sekarang. Tetapi mengingat berbagai hal, saat cintaku bertepuk sebelah tangan, kadang aku merasa lelah sendiri, terhadap apa yang kuhadapi tiap hari dan apa yang akan kuhadapi di masa datang. Andai apa yang kuberikan sebanding dengan apa yang kudapat, mungkin bisa terobati rasa lelah ini. 
Selalu aku mensyukuri apa yang kudapat, tetapi terus terang aku merasa pantas untuk mendapatkan lebih. Bukan materi yang berlebih, tetapi kepada jaminan hari tua, saat aku tak mampu lagi untuk bekerja membanting tulang, ada yang menjamin kehidupan keluargaku kelak.
Memandang anak-anak yang mulai tumbuh terkadang membuatku miris, bisakah aku menjamin kelangsungan kebutuhan mereka saat tumbuh nanti. Tentu aku menginginkan anak-anak mendapatkan yang terbaik agar bisa menjadi bekal buat kehidupan mereka nanti. 
Mendampingi mereka tumbuh dengan layak dan sejahtera, tentu menjadi impian setiap orang tua. 
Aku berdoa semoga tuhan memberi kesempatan terbaik buatku, untuk melihat dunia, diluar duniaku sekarang. Semoga mimpi-mimpi yang menghampiri minggu-minggu ini menjadi pertanda baik buatku. Banyak mimpi yang ingin aku gapai.